Senin, 21 Desember 2009

Percaya Diri melalui Puisi





Semua seni aku suka, mungkin inilah duniaku. Begitupun juga dengan olah raga, aku suka, tapi banyak halangan jika aku menekuni olah raga tertentu, nasib kali. Lain waktu aku akan bercerita masalah Sports. Puisi. Sejak SD aku mengenal puisi dari panggung Kemerdekaan di kampung, kakakku sendiri, kakak2 tetangga selalu mengadakan lomba puisi jika mengadakan panggung HUT kemerdekaan. Aku selalu ikut dan gak tahu kenapa aku selalu menang juara 1, aku suka Chairil Anwar, Sapardi Joko Damono, Widji Tukul, dan yang paling menginsipirasi emang gayanya Rendra. Juga penyair2 lain seperti si Celurit Emas Zawawi D. Imron (sorry kalau salah nyebut namanya) dan para penyair yg naskahnya dipakai sebagai naskah lomba.
Waktu SD, teman2 lain pasti takut jika aku ikut lomba puisi dikampung, pasti juara. Itulah yang memberi rasa percaya diri terbesar pada hidupku di atas panggung, aku nggak takut di atas panggung model apapun, mau apapun. SMP di sekolah gak banyak kesempatan mengembangkan bakat ini, mungkin hanya menggambar aja yg dapat perhatian lebih dari guru. Tapi utk soal2 Bhs Indonesia mengenai gaya bahasa puisi, aku agak ngerti. SMApun gak banyak kesempatan untuk mengembangkan minat berpuisi dipanggung, cuma dikampung aja kesempatan banyak tampil dipanggung2 RT dan RT sebelah dan sudah menjadi Juri lomba puisi juga melalui kegiatan Karang Taruna. Baru Ketika kuliah di STIBA SATYA WIDYA Surabaya, kegemaranku mendapat apresiasi dari banyak pihak. Selain sebagai anggota Senat dan BPM Kampus, aku mengikuti lomba2 puisi di Batu Malang, Di IKIP Ketintang, Di Radio RRI, Di Kampus UBAYA Ngagel, tampil di UWK Wijaya Kusuma Surabaya dan dipanggung Kampus sendiri tentunya. Dari beberapa lomba, waktu di Batu Malang puisiku sempat masuk 10 besar diantara 400 puisi, pernah menjadi juara 2 waktu di IKIP. Pernah juga pulang tanpa alas kaki alias Nyeker waktu lomba puisi di RRI Surabaya, karena sepatuku dicuri orang (Payah). Alhasil prestasi2 tersebut semakin membuatku percaya diri banget dimana-mana terutama diatas panggung. Aku ucapkan terima kasih juga dengan salah satu temanku Teddy Atom yang dengan setia ikut membantu aku mengiringi dengan musiknya, walaupun kolaborasinya masih ngikut aku (satu arah)....suatu waktu nanti aku akan mengikuti musiknya dengan puisi (dua arah kolaborasi). Puisi demi puisi aku coretkan dalam agendaku...panggung kampus selalu aku hiasi dengan puisiku. Aku selalu dibiayai kampus jika ikut lomba2 mewakili kampus. Jelek2 begini bangga bisa memberi piala untuk kampus.

Senin, 16 November 2009

Orgasme Drama


































S
ejak SD aku menyukai seni ini, aku bisa naik panggung bersama teman2 kampung. Drama pertama di kampungku kalau nggak salah bertema komedi dan mengambil judul Ali baba. Aku dan tetangga2 heran sendiri dengan peranku waktu itu, kok bisa ya aku melucu di atas panggung, padahal orang2 di kampung tahu bahwa aku itu tipe pendiam/gak banyak omong. Drama yang lain di kampung waktu itu berjenis semi kontemporer, sempat ada masalah di atas panggung, aku marah waktu itu karena cerita drama yang aku tampilkan belum selesai sudah dipotong dengan acara lain di atas panggung dengan alasan durasinya terlalu lama, aku kecewa. Akhirnya kelak jika aku dewasa nanti, aku selalu pingin jadi Sie Acara di atas panggung, biar acaraku gak kegusur sama acara lain. Menginjak SMA sudah mulai pentas tingkat RW, dan ikutan membantu kakak yg ikutan Teater Hasta Surabaya. Dan kuliah aku selalu nonton jika ada festival Drama di Surabaya menyambut HUT kota Surabaya. Hasil2 nonton drama, selalu aku tularkan pada teater bentukanku di Masjid Al Mustajabah Pandegiling Surabaya "Teater Kafilah". Di kampus STIBApun aku sudah berani menjadi sutradara pertunjukan teater kampus....sesuatu yg memuaskan apabila bisa trans dalam mendalami karakter di atas panggung....

Rabu, 11 November 2009

Ngedance di Kampung

Saat bazar dan panggung gembira HUT Kemerdekaan RI ke...???di kampungku. Baru satu kali itu aku ikutan nari diatas panggung bersama teman2...dan alhasil turun panggung aku diteriakin "kamu bencong ya!"....Kapok deh!!!!!

Panggung Gembira Radio RRI

Taman Kanak2 tampil di Radio Republik Indonesia, jaman segitu emang jarang televisi. Tampil di radio pun menjadi kebanggan semua orang. Sore aku diantar ibu bersama teman2 TK lain dan guru pembimbing berangkat ke Radio Republik Indonesia RRI Surabaya jl. Pemuda. Sedangkan yg di rumah udah pada ngumpul di depan Radio untuk dengerin nyanyian hasil latihan, sambil diperkenalkan namanya satu persatu. Aku masih ingat sepatu boot merah ini....norak banget ya?

Selasa, 10 November 2009

Hari Pahlawan 09


Pulang kerja dalam otakku sudah menyeruak untuk melihat suasana tugu pahlawan, hari ini 10 November 2009 tepat hari Pahlawan, Sebagai arek suroboyo asli yang cinta akan kotanya dan menghargai perjuangan para pahlawannya, hal itulah yang mendasari untuk melihat suasana kotaku di hari pahlawan ini. Anak-anak aku suruh segera mandi...yang besar aku cegah ngajinya untuk sementara karena pulangnya pasti malam, yang kecil melonjak-lonjak kegirangan, Istrikupun setuju ideku. Sambil nunggu keringat kering untuk mandi, aku mainkan gitarku menyanyi lagu2 ciptaanku. Kepingin sekali menyanyi lagu2 pahlawan, namun apa daya gak bisa accordnya...6 lagu selesai dan segera mandi. Sambil menunggu anak2 ganti baju aku makan dulu. Ya...tibalah waktunya berangkat. Perjalanan Margorejo Tugu Pahlawan pakai motor berempat paling2 setengah jam. Si kecil udah tidur dipangkuan istri, gantian yang besar teklak-tekluk dijalan ngantuk, akhirnya tertidur juga di atas spedometer motor. Hatiku mulai ragu,...bisa nggak ya sampai tugu Pahlawan? Di jalan2 aku lihat banyak serombongan anak2 abg telanjang kaki menunggu mobil bak terbuka utk nggandol, begitupun juga banyak muda-mudi berpasangan dengan plat motor yang masuk dari luar kota. Semua dengan tujuan yang sama "Tugu Pahlawan". Aku dengar yang main diatas panggung malam ini Grup musik Kondang ibu kota Ungu, St 12, Changcuters...pasti anak2 muda ini para fansnya. Wah kok pada tidur anak2..kasihan kata istriku. mulai jalan Bubutan jalan udah macet, para tukang parkir saling berebut menawarkan tempatnya. Keraguanku semakin besar...bisa nggak ya anak2 menikmati malam ini?...lampu mati jalan gelap, tukang parkir teriak2...padahal masih 1 Km ke Tugu Pahlawan. Tepat di Kantor Polisi Bubutan jalan ke Tugu Pahlawan dibelokkan arahnya ke jalan Semarang....mati aku!...apes....aku tanya istriku, kita parkir apa pulang?....Pulang !" jawab istriku tegas"